Kemendikbud Lakukan Penyesuaian Kurikulum SMK
Dalam rangka mendukung program link and match, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan penyesuaian kurikulum SMK.
Sebagaimana dilansir dari detik.com, ada 5 (lima) lima aspek perubahan yang dibuat untuk memajukan pendidikan vokasi tersebut. Pertama, mata pelajaran yang bersifat akademik dan teori akan dikontekstualisasikan menjadi vokasional. Seperti Matematika dan Bahasa Indonesia menjadi Matematika Terapan dan Bahasa Indonesia Terapan. Ke dua, magang atau Praktik Kerja Industri (Prakerin) minimal satu semester atau lebih. Ke tiga, adanya mata pelajaran project base learning dan ide kreatif kewirausahaan selama 3 semester. Ke empat, SMK akan menyediakan mata pelajaran pilihan selama 3 semester. Misalnya siswa jurusan Teknik Mesin dapat mengambil mata pelajaran pilihan marketing. Ke lima, diberlakukan co-curricular wajib di tiap semester, misalnya membangun desa dan pengabdian masyarakat.
Strategi Rebranding
Menurut Wikan Sakarinto, Dirjen Vokasi, pada program SMK CoE 2020, pihaknya telah memasukkan paket 8+1. Sementara pada 2021 akan diluncurkan program SMK Pusat Keunggulan (PK). Yakni penyempurnaan SMK CoE dengan melibatkan PTV (Perguruan Tinggi Vokasi) untuk membina SMK. Ditjen Vokasi, imbuhnya, juga melakukan strategi rebranding untuk meningkatkan minat terhadap pendidikan vokasi.
Perwujudan dari strategi tersebut, diantaranya pemasaran dengan mengembangkan beragam konten menarik, terkait pendidikan vokasi di platform digital. Selain media cetak (konvensional), juga juga dilakukan branding melalui media sosial dalam bentuk video, film maupun lagu, dan lainnya oleh Sekretariat Ditjen, termasuk yang dilakukan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Industri (Mitra DUDI).
Mendorong Inovasi
Guna meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, Ditjen Pendidikan Vokasi mendorong SDM terkait (pimpinan dan pengajar pada satuan pendidikan vokasi), untuk berani mengimplementasikan beragam inovasi. Lebih dari 3.500 pimpinan dan pengajar SMK telah mendapatkan training mindset, leadership, dan kompetensi produktif di tahun 2020.
Wikan menambahkan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan, baik bantuan dana maupun kebijakan, agar dapat menghasilkan SDM yang kompeten, unggul, dan match (hard skills, soft skills maupun karakter yang kuat). Ditjen Vokasi juga membentuk Forum Pengarah Vokasi (Rumah Vokasi) dengan 50 anggota. Berasal dari para pemimpin Dunia Usaha dan Dunia Industri. Seperti Kadin, Apindo, BUMN, asosiasi profesi, dan kawasan industri.
Wikan berharap, berbagai program yang telah diluncurkan tersebut berdampak pada peningkatan pemahaman dan juga gairah dari satuan pendidikan vokasi maupun Dunia Usaha dan Dunia Industri. Hal tersebut dibuktikan dengan berjalannya program "link and match" hasil kolaborasi satuan pendidikan vokasi dengan DUDI. Paket 8+1 sudah banyak diwujudkan oleh ribuan SMK serta ratusan PTV dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).
Menurut Wikan, pihak industri juga semakin terbuka untuk bekerja sama dengan satuan pendidikan vokasi. Mereka semakin menerima karena dengan 'link and match', lulusan pendidikan vokasi akan sesuai dengan kebutuhannya. (ind).
Komentar
Posting Komentar