COVER STORY Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang Mendunia dengan Prestasi


Lembaga pendidikan ini berdiri sejak 1986. Merupakan pengembangan  dari IMKA, AMIK, STMIK, STIE, STBA dan STKES. Pada 2001, statusnya berubah  menjadi Universitas, dengan 5 Fakultas. 

Hingga saat ini UDINUS menjadi salah satu PTS terbaik diantara Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia. Kampus berlokasi di Jl. Imam Bonjol 207 Semarang ini, memperoleh Akreditasi A, dari BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), pada 2017 lalu.Perolehan akreditasi A ini  menjadi prestasi yang luar biasa. Sebab hanya sedikit Perguruan Tinggi (PT)  yang meraihnya. Dari 4.600 an PT, hanya 96    institusi yang mendapatkannya. Mayoritas adalah PTN terkemuka. 

Prof. Dr. Edi Noer Sasongko, M.Kom, rektor UDINUS mengatakan bahwa civitas akademi terus meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, agar mampu mencapai status tertinggi di dunia PT. “Alhamdulillah dengan koordinasi dan kerjasama sinergis, kami mampu meraihnya,”ujarnya.  

Guru Besar dalam bidang Ilmu Technopreneur Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini menambahkan, bahwa UDINUS terus mendorong para dosen melanjutkan jenjang pendidikan. Baik  di  dalam atau luar negeri, guna menambah jumlah dosen lulusan doktor,  maupun dengan jabatan fungsional Lektor Kepala. 

Pria murah senyum ini mengakui sangat sulit mendapatkan akreditasi A tersebut. Kesemuanya berhubungan dengan mutu dan kualitas suatu PT. Mulai sarana prasarana perkuliahan, dosen, mahasiswa, alumni, sistim perkuliahan, dll. 

Semua aspek harus bisa dipertanggungjawabkan mutunya. Tim assessor sangat profesional dan berdedikasi tinggi. Mereka benar-benar komitmen dengan pekerjaannya, sehingga mustahil diajak “kong kalikong.” “Penilaiannya sangat fair dan sesuai fakta.” 

Inovasi  e-Gamelan

Gamelan adalah ensamble musik yang menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan yang merujuk pada instrumennya, merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Sebagai alat musik yang mahal (harga Rp 200 hingga Rp 500 juta), berat dan ribet, gamelan memang kurang disukai masyarakat. Tantangan inilah yang dijadikan peluang oleh UDINUS untuk mengembangkannya. 

Dengan e-Gamelan (elektronik gamelan), yang menjadi copyright UDINUS,  perangkat gamelan tidak perlu dibawa kemanapun. Lantunan musik nan indah tersebut bisa dinikmati melalui Blackberry, Iphone dan Android. 

Pada 2010 lalu, UDINUS meraih penghargaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). UDINUS dinilai  turut berpartisipasi melestarikan warisan budaya,  dengan menemukan dan mengembangkan hasil riset e-Gamelan  tersebut. Lantunan  Saron, Peking, Bonang Barung, Bonang Penerus, Gong, Kenong, Demung dan Slenthem dalam layar tablet tersebut, mengundang decak kagum.   Menristek Dikti memberikan apreasiasi tinggi terhadap inovasi tersebut dan memberikan dana hibah sebesar Rp 250 juta untuk mengembangkan e-Gamelan.

Sementara pada 2018,  benua Asia yang diwakili Indonesia dan Indonesia diwakili UDINUS,  tampil di gelaran Unesco (Paris), dengan e-Gamelan.  Sebanyak 60 orang, terdiri dari penari (mahasiswa) dan pemain gamelan (dosen), unjuk gigi di perhelatan akbar tingkat dunia tersebut.  Dari 7 (tujuh) negara yang tampil, Indonesia mendapatkan applaus yang luar biasa. 

Bertabur HAKI

Untuk memperoleh hasil terbaik terkait suara gamelan, tim UDINUS melakukan proses perekaman gamelan pusaka dari keraton Surakarta dan Yogyakarta. Keduanya merupakan cikal bakal gamelan yang kini terus dilestarikan. 

“Menjadi suatu kebanggaan bagi UDINUS yang merupakan kampus non seni, bisa turut berpartisipasi melestarikan salah satu budaya Indonesia,”ujar Edi Noer Sasongko.   

UDINUS memperoleh beberapa Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dari revitalisasi seni tradisional gamelan tersebut. Setiap satu piranti gamelan mendapatkan  satu HAKI. Hingga saat ini  ada 4 set gamelan yang telah dijadikan  elektronik. Yakni Gamelan Paku Alam dan 2 Gamelan Solo.

Sebagaimana komitmennya, UDINUS tiada henti berinovasi.  Dari inovasi tersebut, hingga kini sebanyak 164 HAKI telah dikantongi UDINUS. Selain dari e-Gamelan, HAKI tersebut diperoleh dari hasil penelitian di jurnal internasional maupun pengabdian masyarakat. 

Bangun Link dengan PT Luar Negeri

Semua program studi di UDINUS berbasis komputer. Sehingga semua mahasiswa mahir komputer. Edi Noer Sasongko berharap UDINUS lebih baik lagi ke depan. Menurutnya, era digital memungkinkan semua serba online. Era digital adalah ilmu kosong, namun berisi. Tidak punya apa-apa, tapi apa-apa ada.

UDINUS menjalin kerjasama dengan PT di luar negeri, misalnya dalam bentuk pertukaran mahasiswa. Lama studi satu atau dua semester, bisa juga  studi lanjut. Saat ini UDINUS memiliki link di 29 perguruan tinggi di Asia dan Eropa.  Seperti Malaysia, Philipina, Vietnam, Thailand, Singapura, Jepang, dll.

Kerjasama dengan luar negeri, imbuhnya,  berdampak kepada meluasnya cakrawala berfikir mahasiswa. Mengadopsi hal-hal positif untuk diterapkan pada kurikulum perkuliahan. Diantaranya menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan/industri. 

Edi menambahkan bahwa di luar negeri banyak PT tidak memberlakukan skripsi. Mereka mewajibkan mahasiwa tingkat akhir bekerja di perusahaan selama setahun. Laporan selama bekerja itulah sebagai pengganti tugas akhir. Ada juga yang mewajibkan mahasiswa kerja magang di luar negeri, agar alur pikirannya lebih luas. “Dengan demikian antara perguruan tinggi dan perusahaan terjadi simbiosis mutualisme.”

Pola tersebut dalam beberapa tahun telah diparaktekkan di UDINUS. Mahasiswa 3,5 tahun kuliah di kampus, kemudian 6 (enam)  bulan praktek kerja industri. Hasilnya alumnus UDINUS setelah lulus langsung bisa bekerja atau berwirausaha. 

Kembangkan Technopreneurship 

Banyak industri-industri besar yang terpuruk karena perubahan teknologi maupun perilaku konsumtif manusia yang semakin  berubah. Beberapa industri mulai bergeser ke online. Seperti surat kabar, perbankan, hingga transportasi.

Menurutnya, sebagai agen perubahan, sudah semestinya komunitas perguruan tinggi di jajaran terdepan mampu menciptakan dan mengantisipasi segala perubahan yang terjadi. “Diletakkannya dasar-dasar kewirausahaan di perguruan tinggi, tidak hanya untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi saja, namun juga membuat lulusannya dapat menciptakan lapangan pekerjaan,” ungkapnya.

UDINUS menjadi satu dari sedikit lembaga pendidikan di Indonesia  yang memiliki TV kampus. TVKU yang didirikan pada September 2003 tersebut, awalnya hanya on air di wilayah kampus.  Seiring dengan perkembangannya,  TVKU memposisikan diri sebagai stasiun televisi lokal di ibukota Jawa Tengah. 

Didukung teknisi berpengalaman, menjadikan TVKU sebagai televisi lokal satu-satunya di Semarang yang didirikan oleh kelompok mahasiswa kampus.

Sarat Prestasi

Global Entrepreneurship Index (GEI),  telah mengukur kualitas kewirausahaan suatu negara. Dari hasil penelitian, indikator terlemah entrepreneurship di Indonesia adalah penyerapan teknologi (Technology Absorption). Oleh karena itu menurut Edi Noer Sasongko, penggunaan teknologi untuk entrepreneur masih menjadi peluang dan tantangan bagi para wirausahawan di Indonesia. 

UDINUS, lanjutnya,  telah menerapkan kurikulum entrepreneurship sejak belasan tahun  lalu. Yakni dengan memasukkannya ke dalam mata kuliah.   Ditunjang dengan fasilitas perkuliahan yang  berstandar internasional. Sehingga tidak heran, seiring dengan membesarnya UDINUS, semakin banyak prestasi yang ditorehkan. Baik dari mahasiswa, dosen, alumni, maupun institusi,  terkait keberhasilan pendidikan, dalam skala regional, nasional, maupun internasional. 

Sosok bersahaja ini optimis pendidikan technopreneurship di PT,  yang diselaraskan dengan kurikulum, kreatifitas dan inovasi, akan dapat melahirkan entrepreneur baru. “Mereka adalah pribadi handal yang mampu bersaing di kancah internasional,” ujarnya. Tidak heran jika UDINUS dikenal dengan kampus unggul, berbasis teknologi dan kewirausahaan. (nn).





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tomat Hitam Kaya Manfaat

Jalesveva Jayamahe

Sukaton Purtomo Priyatmo, SH, MM, Kepala Disdikbudpora Kabupaten Semarang Guru Harus Sejahtera