APTISI Wilayah VI Jawa Tengah
APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) adalah organisasi profesi yang mewadahi seluruh PTS dan Badan Hukum Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (BHP-PTS).
Sesuai visinya, APTISI berperan meningkatkan pengelolaan, pembinaan dan pengembangan Pendidikan Tinggi Swasta (PTS) agar mampu menjadi asosiasi terdepan dalam menghasilkan sumber daya manusia di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berguna bagi peningkatan derajat hidup kemanusiaan.
Prof.Dr.Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, ketua APTISI Wilayah VI Jawa Tengah berharap PTS berlomba-lomba meningkatkan mutu pendidikan. Menurutnya, dengan mutu yang semakin baik, akan terjadi pergeseran paradigma masyarakat. “Masyarakat akan semakin melirik PTS,”ujarnya.
Lulusan PTS, imbuhnya, dituntut semakin berkompeten dalam persaingan global. Tidak sekadar bermodalkan ijazah maupun IPK tinggi.Skills para lulusan lebih diutamakan. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, PTS harus memaknai perubahan tersebut, secara cepat dan tepat di era globalisasi yang pergerakannya semakin masif. “PTS diharapkan mampu berdaya saing dengan PTN,”ujar Rektor UDINUS ini.
Edi Noersasongko menambahkan, pengelola PTS tidak harus selalu berfikir linier, namun juga memiliki jurus “silat.” Artinya, pintar “nendhang” (dalam artian positif), kreatif dan inovatif. Lakukan penelitian yang memiliki “nilai jual.” Tidak sebatas paper, namun hingga mampu “berproduk.”
Menjadi Pilihan Utama
Organisasi profesi berlokasi di Jl. Pawiyatan Luhur I Semarang ini terus mendorong anggotanya meningkatkan mutu pendidikan. Diantaranya dengan meningkatkan kualitas dosen, mulai pendidikan akademik hingga jabatan fungsional akademiknya. Dosen didorong meraih gelar S3, Lektor Kepala dan Guru Besar.
Ditambahkan oleh sosok murah senyum ini, tolok ukur sebuah perguruan tinggi adalah akreditasi. Kekuatan utama perguruan tinggi ada pada kualitas SDM. Sarana prasarana penunjang mutu pendidikan juga perlu diperhatikan, agar mampu meraih akreditasi A.
Saat ini PTS di Jawa Tengah yang telah meraih akreditasi A baru ada 5, dari total 341. Jumlah itu berdasarkan data tahun 2018/2019 Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan forlap Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti).
Oleh karena itu berbagai upaya terus dilakukan APTISI untuk meningkatkan mutu pendidikan anggotanya. Diantaranya menggelar seminar, pelatihan, kerjasama dengan PT luar negeri,dll. “Akreditasi menjadi pertimbangan yang sangat kuat. Jika perguruan tinggi mampu meraih akreditasi A, maka akan menjadi pilihan utama bagi masyarakat.”
Gandeng TUT Jepang
Untuk meningkatkan kualitas sekaligus memperkuat jalinan kerjasama dengan PT di dunia, APTISI Wilayah VI Jawa Tengah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri. Diantaranya dengan salah satu universitas terbesar di Jepang, yakni Tokyo University of Technology (TUT). Diharapkan kerjasama tersebut mampu menyelaraskan sekaligus meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. MoU dilaksanakan beberapa bulan lalu, diikuti 20 (dua puluh) PTS.
Selain kerjasama, diadakan juga Innovative Collaboration Workshop yang diikuti anggota APTISI dan para pengajar TUT. Kedua belah pihak saling bertukar pengalaman. Ada banyak peluang dari hasil kerjasama tersebut. Seperti pertukaran mahasiswa, student mobility, joint program, join research dan lain-lain.
Tuntutan dunia industri semakin tinggi dan membutuhkan lulusan perguruan tinggi yang kompeten dalam persaingan global. PTS harus tanggap dengan cepat, agar lulusan bisa berdaya saing dengan PTN. “Menjalin kerjasama dengan universitas di luar negeri adalah salah satu langkah mensinergikan kualitas dengan perguruan tinggi level dunia,” lanjut Prof.Dr.Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, menutup wawancaranya dengan INFO PENDIDIKAN. (in).
Komentar
Posting Komentar